Serba Serbi

“STROKE BISA MENYERANG 

USIA PRODUKTIF”

Dulu penyakit stroke hanya menyerang kaum lanjut usia (lansia). Seiring dengan berjalannya waktu, kini ada kecenderungan bahwa stroke mengancam usia produktif bahkan di bawah usia 45 tahun. Penyakit stroke pun ternyata bisa menyerang siapa saja tanpa memandang jabatan ataupun tingkatan sosial ekonomi.
Pembunuh No.3 di Indonesia
Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke.
Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Serangan stroke timbul secara mendadak tanpa peringatan. Namun, sebenarnya ada yang bisa dijadikan tanda yaitu penyakit-penyakit dan kondisi tertentu yang termasuk ke dalam faktor risiko stroke.
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain.
Jenis-jenis Stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.
Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 % kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.
Faktor Risiko Stroke
Penyakit atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke disebut dengan Faktor Risiko Stroke. Penyakit tersebut di atas antara lain Hipertensi, Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah). Keadaan yang dapat menyebabkan stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangsa (Negro/Spanyol), jenis kelamin (pria), kurang olah raga.
Usia merupakan faktor risiko stroke karena proses penuaan terjadi pada semua organ tubuh termasuk pembuluh darah otak yang menjadi rapuh. Di Indonesia ternyata stroke timbul banyak pada usia di bawah 45 tahun, dimana karir sedang menanjak. Demikian pula pada usia 45-60 tahun dimana seseorang sedang berada pada puncak karirnya.
Masyarakat tidak menyadari bahwa angka kematian stroke di Indonesia sangat tinggi, dimana sekitar seperempatnya meninggal dunia. Untuk mencegah kecacatan atau kelumpuhan pada serangan stroke, disuntikan recombinant tissue plasminogen activator kurang dari 3 jam.
Gejala Stroke
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit biasanya diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.
Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut:
• Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
• Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
• Penglihatan ganda.
• Pusing.
• Bicara tidak jelas (rero).
• Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
• Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
• Pergerakan yang tidak biasa.
• Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
• Ketidakseimbangan dan terjatuh.
• Pingsan.
Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.
Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas.

Mendiagnosis Stroke
Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif dibanding dengan MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.
Penanganan Stroke
Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.
Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.
Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.
Harapan Untuk Sembuh
30%-40% penderita stroke masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicara pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan.
Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke.
Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda, tergantung kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.
Life style, Pencetus Stroke Usia Produktif
Usia merupakan faktor risiko stroke, semakin tua usia maka risiko terkena strokenya pun semakin tinggi. Namun, sekarang kaum usia produktif perlu waspada terhadap ancaman stroke. Pada usia produktif, stroke dapat menyerang terutama pada mereka yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak dan narkoba (walau belum memiliki angka yang pasti).
Life style alias gaya hidup selalu menjadi kambing hitam berbagai penyakit yang menyerang usia produktif. Generasi muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat.
“Kadar kolesterol yang tinggi (hiperkolesterol) memang merupakan faktor risiko stroke karena memperburuk proses arteriosklerotik, yaitu mempertebal dan merusak dinding pembuluh darah secara berangsur-angsur,” ungkap Prof. Jusuf Misbach, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Jadi, makanan yang kaya kolesterol seperti junk food dapat membahayakan dan mempercepat kemungkinan timbulnya stroke.
Generasi muda Indonesia yang perjalanan hidupnya masih panjang dituntut mampu berkiprah dan bersaing dengan sumber daya manusia lain di dunia. Kecacatan yang mereka sandang akibat serangan stroke, bukan hanya menjadi beban keluarga, tapi juga beban masyarakat secara umum.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Selagi stroke masih bisa dicegah, kenapa tidak mencoba?
Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Pola makan yang sehat kendalikan mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat.
Kedua, pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal harus dijalankan. Jangan tunggu sampai terjadi serangan stroke, lebih baik melakukan deteksi dini akan faktor risiko stroke untuk menghindari stroke. Memeriksakan diri ke dokter untuk mendeteksi adanya faktor-faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan misalnya hipertensi, diabetes, merokok, penyakit jantung, kolesterol dan trigliserida yang tinggi, kegemukan. Semua faktor risiko dapat dikendalikan kecuali usia, suku bangsa dan gender.
Ketiga, melakukan medical check up secara berkala dan si pasien harus mengenali tanda-tanda dini stroke.
Untuk mencegah “the silent killer” ini maka kita dianjurkan berhenti merokok, olah raga teratur, membatasi minuman beralkohol, menghindari stres berlebihan dan menjalankan kehidupan beragama yang sungguh-sungguh, karena selain menghilangkan stres juga menyehatkan lahir-batin.

(Dikutip oleh Maz Hend dari berbagai sumber)

10 Kebiasaan Kecil Pemicu Diabetes

Makanan dan minuman yang dapat memicu diabetes.

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung
hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Pengganti: Buah potong segar.
4. Kurang tidur.

 

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3  hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis.
Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang
membuat kadar gula darah naik.
Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.
5. Malas beraktivitas fisik

 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi , Vietnam , berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Solusi: Bersepeda ke kantor.
6. Sering stres

 

Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas.
Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan. Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada
sahabat terdekat.
7. Kecanduan rokok

 

Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh
rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.
8. Menggunakan pil kontrasepsi

 

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas
menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5 tahun.
9. Takut kulit jadi hitam

 

Menurut jurnal Diabetes Care, wanita dengan asupan tinggi vitamin D dan kalsium berisiko paling rendah terkena diabetes tipe 2. Selain dari makanan, sumber vitamin D terbaik ada di sinar matahari. Dua puluh menit paparan
sinar matahari pagi sudah mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari. Beberapa penelitian terbaru, di antaranya yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, menyebutkan bahwa vitamin D juga membantu keteraturan metabolisme tubuh, termasuk gula darah.
Solusi: Gunakan krim tabir surya sebelum “berjemur” di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.
10. Keranjingan soda

 

Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51..603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.
Pengganti: Jus dingin tanpa gula.*

Sumber : Prevention
 
TIPS SEDERHANA TUK TAHU GEJALA DIABET:
1. Poliphagie, ‘luwe’ or ‘ngelih’ or ‘kencot’
or ‘lapar’ berlebihan; kepingine mangaaan
bae…!
2. Polidipsi, ‘ngelak’ or ‘ngonggor’ berlebihan;
kepingine ngombeeee terus…!
3. Poliurie, ‘pipis’ or ‘kencing’ or ‘berkemih’ terus
baik siang maupun malam; kepingine beseeer
terus….
nah kalo ketemu 3 gejala ini, sebaiknya segera periksa ke dokter n biasanya disarankan periksa gula darah puasa (tidak makan setelah jam 9 malam untuk diperiksa darahnya sekitar jam 7 or 8 paginya). juga diperiksa gula darah II (2 jam setelah selesai sarapan, dengan porsi tertentu yg ditentukan dokter)
diabet yang diketahui sejak anak/remaja, lebih berat dibanding yang diketahui setelah usia lansia. namun ke 2 nya perlu penanganan supaya tidak tambah berat.
SELAMAT MENJAGA KESEHATAN WALAUPUN KESEHATAN BUKAN SEGALANYA TETAPI SEGALANYA TIDAK BERMAKNA JIKA TIDAK SEHAT…!!! IYA MBOK..!!

 (maz Hend)
 

 

Dalam hidup ini berlaku hukum “tabungan”. Apa yang kita lakukan menjadi tabungan di masa mendatang. Apa yang kita tabung sedikit demi sedikit akan terasa hasilnya bertahun-tahun kemudian. Begitu pun dengan penyakit. Mulai
dari segelas minuman favorit hingga suka menonton TV hingga larut. Siapa nyana kalau itu bisa meningkatkan risiko diabetes ?

1. Teh manis

Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas).. Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita  kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.

2. Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida,
serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan..
Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.
3. Suka ngemil

 

Bonus Break, …    

PENTING NIH…

Seorang wanita telah mengubah kebiasaannya dalam pencantuman nama di handphone (HP), setelah tasnya dicopet orang. Tas tersebut berisi HP, credit card, dompet, dsb… dicuri orang. 20 menit kemudian, ketika dia menelpon suaminya untuk memberitahu apa yg terjadi, suaminya berkata, “Aku baru aja terima SMS kamu, nanya nomor PIN. Baru aja aku balas.” Ketika mereka melaporkan ke bank, staff bank memberitahukan, bahwa uang mereka telah ditarik lewat ATM. Pencuri tersebut telah menggunakan HP untuk mengSMS si “suami” dan mendapatkan nomor PIN. Dalam waktu 20 menit, dia berhasil menarik semua uang yang ada dalam rekening bank.                

Jadi ingat dengan kejadian di atas, pikirkan kembali memperlihatkan hubungan anda dengan orang2 yg ada dalam phonebook HP anda. Hindari penggunaan nama: Suami, Istri, Anak, Abang, Kakak, Adik, Sayang, Cinta, Ayah, Ibu, Rumah, Home, dsb…. dan yang paling penting. Ketika informasi yg sangat penting diminta lewat SMS, konfirmasi dengan menelepon balik.                                        

Jangan mudah memberikan info tersebut, hanya karena yg meminta adalah pasangan/keluarga lewat SMS. Ingat…. ingat (tinggg), bahwa selalu ada kemungkinan HP dicuri / berada di tangan orang lain.   Semoga bermanfaat. 
 Om Iit
 

Khasiat Si Putih Sedari Dulu

Rabu, 11 Maret 2009 | 00:52 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Meski tak semua orang suka aroma khas sulfurnya, bawang putih tak disangkal keampuhannya mengatasi berbagai penyakit. Hasil riset dari berbagai negeri telah membuktikannya.

Dari Rusia, Professor GD Zasukhina, dari the N.I. Vavilov Institute of General Genetics, Moscow, mengungkapkan bahwa bawang putih sangat efektif mengatasi masalah kerusakan jaringan akibat radiasi. Para peneliti menduga bahwa ke’ajaiban’ bawang putih itu karena kepiawainya dalam mengusir radikal bebas yang banyak dihasilkan selama proses radiasi. Penelitian yang dilakukan di laboratorium itu, mengungkapkan ekstrak bawang putih bisa merangsang proses perbaikan kerusakan kode genetik DNA yang terjadi. Cara kerjanya? Yaitu dengan melindungi DNA tersebut dari kerusakan. Sehingga proses perbaikan akan lebih cepat dari proses normal biasa.

Dari Australia, Dr. Allen Mc Anwyll dari Darwin Medical Center, menyebutkan obat yang mengandung bawang putih bisa mengatasi infeksi usus, infeksi saluran pernafasan, kulit, dan luka-luka akibat gigitan binatang. “Bahkan bawang putih dapat digunakan untuk obat awet muda, menghambat penuaan, meningkatkan gairah seksual serta dapat menguatkan otototot badan,” papar Anwyll.

Dalam penelitiannya selama dua tahun, Anwyll menemukan adanya senyawa yang berbau khas dalam umbi berwarna putih itu, yaitu allisin. ”Senyawa allisin ini dikenal mempunyai daya antibiotik yang sangat kuat. Sayangnya, allisin bukanlah senyawa yang stabil,” kata Anwyll.

Senyawa lain yang juga memperkuat keampuhan bawang putih adalah scordinin. Sistem kerja senyawa yang satu ini, mirip dengan enzim oksido reduktase yang berfungsi sebagai enzim pendorong pertumbuhan yang efektif dalam proses germinasi (perkecambahan benih) dan pengeluaran akar.

”Jika allisin bekerja sebagai pemberantas penyakit bagi orang yang memakan bawang putih, maka scordinin lah yang berperan dalam memberikan kekuatan dan pertumbuhan tubuh manusia,” ujar Anwyll.

Jika Anwyll ini melakukan penelitian tentang tanaman ajaib itu pada tahun 1998- 2000, Di Belanda, penelitian ini, bahkan telah dilakukan sejak lama. Pada 1921 misalnya, De Bray dan Loeperd, ilmuwannya, telah membuktikan khasiat bawang putih untuk pengobatan darah tinggi. Demikian juga Ortnee dari Jerman dan seorang ilmuwan Perancis, Povilaard, pada 1929.

Sementara itu tahun 1925 Prof.E.Roos dari Rumah Sakit St. Joseph di Freberg Jerman, menyimpulkan bahwa dengan dua gram umbi bawang putih setiap hari selama seminggu dapat menyembuhkan penyakit disentri.

Penemuan Emil Weiss MD dari Chicago, menemukan bahwa sari bawang putih merupakan obat yang mujarab penyakit maag.

Penelitian terkait bawang putih ini terus bergulir. Para ahli Amerika dan Swedia misalnya, pada Agustus 2005 mengungkapkan keampuhan bawang putih untuk masalah kardiovaskular. Di sini dibuktikan juga keampuhan senyama allisin itu yang berperan merelakskan, memperbesar pembuluh darah, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah dalam tubuh.

Kandungan lain dalam bawang putih, vitamin C, B6, selenium dan mangan tak kalah ampuhnya. Vitamin C, antioksidan utama yang larut dalam air, berperan dalam aliran darah dalam melindungi LDL kolesterol dari oksidasi. Oksidasi kolestrol jahat ini bisa merusak dinding pembuluh darah. Menurunkan kadar oksidasi radikal bebas dalam pembuluh darah akan sangat ampuh mencegah penyakit kardiovaskular.

Sementara vitamin B6 membantu mencegah penyakit jantung, yaitu dengan cara menurunkan kadar homosistin yang bisa merusak dinding pembuluh darah. Selenium dalam bawang putih tidak saja membantu mencegah penyakit jantung, tapi juga membantu melindungi dari serangan kanker dan keracunan metal berat. Salah satu ko-faktor dari glutathione peroxidase, selenium juga berkerja sama dengan vitamin E dalam sistim antioksidan utama. Sejak vitamin E dikenal sebagai vitamin yang larut dalam lemak, sementara vitamin C larut dalam air, maka bawang putih yang mengandung kedua vitamin tersebut memiliki tugas yang ampuh dalam menangani masalah yang terdapat dalam dua larutan tersebut.

Garlic juga mengandung mangan yang berfungsi juga untuk meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. SUSANDIJANI

Tip

Pilih yang Segar Saja

Bagaimana memproleh yang terbaik? Selalu membeli yang segar. Meski masih bentuk serpihan, bubuk ataupun pasta, bentuknya lebih nyaman, tapi, biasanya manfaatnya lebih sedikit daripada yang utuh dan segar. Hati-hati saat membelinya, jangan mengambil tekstur yang lembek atau hitam warnanya, karena biasanya sudah busuk.

Soal ukuran tidak selalu mengindikasikan kualitas, tapi memilih yang berukuran besar akan memudahkan dalam penggunaanya. Bawang putih tak selalu harus disimpan di lemari es, beberapa orang menyimpannya di frezzer setelah mengiris-irisnya, dalam rangka efektifitas. Tapi, proses tersebut bisa menurunkan aroma dan mengubah tekstur. Bersihkan saja bawang putih sesaat sebelum digunakan.

National Health and Medical Research Council (NHMRC), menyebutkan bukti bahwa konsumsi _ – 1 buah bawang putih setiap hari bisa menurunkan kadar kolesterol sekitar 9 persen.

6 Comments

6 thoughts on “Serba Serbi

  1. supir sayur.com

    siippp….
    hati-hati lho om, bulik, mas, mbak, dik…
    jaga kesehatan masing-masing, anjuran2 itu diperhatikan. jaga pola makan kita. Ok…
    kita-kita kudu waspada, bukannya nakut2in. tapi memang nenek moyang kita dulu punya penyakit yang menurun.
    salam hangat………
    -supir sayur.com-

  2. Om Iit

    Mas Hendro,
    Tolong kalau ada sesuatu tentang kesehatan atau semuanya klo ada sesuatu yang bisa di share untuk kita semua, seperti cara ngisi SPT, cara dapet uang banyak tanpa kerja…. (iso ta..) dan lain-lain, masukkan aja disini … Tkyu

  3. maz hend
  4. Mas aku dadi ngeri moco artikelmu,
    dari sisi jasmaniah aku mesti kudu setuju lan ngugemi penemuan ilmiah tsb.
    Tapi dari sisi lain (ruhaniah, metafisis, psykologis, kejawen dll) ada unsur2 lain yang mempengaruhi orang menjadi sakit, meskipun memang belum terbukti secara empiris, karena parameternya juga bukan empiris ilmiah.
    Conto : berdasarkan ilmu titen biasane wong sing keno diabet itu banyak mangan jatahe wong liyo,
    orang yang kena stroke iku disamping mangan jatahe wong liyo ditambah seneng nglarani liyan. (Wejangan Eyang Sastrotenoyo)

  5. ana benere mas Agung,

    sing paling bener ya ngugemi penemuan ilmiah (wis diteliti wong-wong pinter lan kanthi ragad sing ora sethithik), uga nglakoni urip sing bener (ora nyaplok jatahe liyan lan ora seneng nglarani liyan)

    kanthi mengkono, sadhengahe lara (bio-psiko-sosio-spiritual) bakal adoh seka awake dhewe.

    mengkono ngendikane Eyang Priyo (no)

  6. Menik MRQ

    Aku si setuju mbok’an ono coro seperti jare Om Iit gmn cara dapat uang banyak tanpa kerja…????? yak’e bisa Om, lungguh wae neng trafic light mbari nyekel kaleng kosong !!!!!

    Ngemiiiiiis kaliiiiii !!!

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.